Laman

Minggu, 17 April 2016

Mengulas Tragedi: Perpisahan Paling Kejam

Tadi iseng-iseng ngelihat kalender buat nyari tanggal merah. Maklum lama ngga pulang kampung. Akhirnya nyari tanggal yang sekiranya pas buat pulang kampung.
Tapi, bulan april 2016 ga ada sama sekali tanggal merahnya. Babi ngepet!!...Terus secara tiba-tiba waktu ngelihat kalender di bulan April, aku keinget sama kejadian paling mengerikan yang paling aku ingat. So,dari pada bertele-tele lama,mending langsung aku ceritain aja. Tapi sebelum baca cerita ini,aku sarankan buat kalian siapin tisu kalau tiba-tiba aja nangis atau siapin guling kalau tiba-tiba aja ngeri. Jadi,gini ceritanya....
Sekitar setahun yang lalu. Adalah momen yang paling mengerikan,menyedihkan,mengharukan,menggelikan. Aku sedih. Aku nangis. Aku kayang,tapi apa daya,aku tak sebegitu kuat tuk menyangga tubuhku sendiri. Akhirnya tanganku keseleo. Aduh.....
Lalu aku merenungi kejadian itu. Di kamar tepat diatas kasur,aku berharap agar kejadian itu hilang. Tapi kejadian itu selalu membayang-bayangi. Kumatikan saja lampu kamar,agar semua gelap. Tak ada bayangan. Kesalahannya, kejadian itu masih selalu membayangi.
Aku menatap tajam langit-langit. Ternyata silau. Akhirnya aku menatap tanah-tanah. Tapi itu sepertinya juga tak berguna sama sekali dan nggak penting.
Semua rutinitasku kala itu menjadi terganggu ketika aku mengingat kejadian itu. Sungguh diluar batas kewajaran. Ketika aku makan,aku mengingatnya. Ketika mandi,aku mengingatnya. Wajar saja bila setelah itu aku menyanyikan lagu Maia Estianty "aku mau makan..kuingat kamu..aku mau tidur juga kuingat kamu.." Terlihat piring yang kugunakan untuk makan menjadi retak dan sendok menjadi bengkong.
Lalu aku masih mencoba berpikir bagaimana melupakan kejadian itu. Entah kenapa waktu itu aku berinisiatif untuk membuka laptop tua ku. Yang sudah dipenuhi debu, sarang laba-laba, dan kotoran cicak. Dalam benakku aku berpikir mungkin ada satu fitur menghibur di laptopku ini yang dapat menghilangkan kejadian itu. Brengseknya, ketika aku membuka file-file di laptop itu, semua file hilang. Semua file ke format. Anjing! Guk..Guk..
                                                                                                                                                                   

#MulaiSerius
Malam itu, seperti malam kemenangan. Seolah-olah aku telah bebas dari segala beban pada hidupku kala itu. Kupanggil teman untuk bersama-sama menikmati malam kemengan itu. Kita berpesta layaknya anak-anak muda pada umumnya. Bahagia sekali diriku saat itu.
Lalu tibalah aku di suatu tempat, dimana tempat itu adalah tempat para berkumpulnya anak-anak yang sekiranya mereka juga merayakan kebebasan dari kemenangannya. Merdekanya aku, bisa bergumul dengan orang-orang seperti mereka. Dan akhirnya,aku tenggelam dalam larutnya pesta malam itu.
Ketika itu,aku berpikir bahwa waktu seperti tak berjalan. Aku tak sebegitu peduli dengan jarum jam yang selalu berputar. Malam semakin larut. Aku masih tenggelam dalam larutnya pesta kemenangan malam itu.
Teman-teman yang sedari tadi bersamaku juga ikut bersama-sama melepas penat yang telah lama dirindukannya.
Berbagai pilihan kesukaan anak muda turut memeriahkan pesta itu. Anak-anak muda disana seperti dimanjakan dengan sajian-sajian yang diberikan. Terutama yang paling di sukai adalah musik. Apalagi band-band yang main dipanggung pesta kebebasan itu adalah favorit anak-anak muda itu. Begitupun juga denganku.
Berjoget-joget ria dan bernyanyi-nyanyi lantang menjadi aktivitasku saat itu. Berjubel diantara ribuan pemuda membuatku sangat menikmati musik itu. Dibenakku hanya terlintas sebuah kalimat "malam ini adalah kemenanganku".
Tiba-tiba sesuatu yang sangat menyakitkan untuk diingat terjadi padaku. Ketika itu ada segerombolan pemuda-pemuda yang berjoget ria. Ku lihat seperti tak ada apa-apa dengan segerombolan itu. Aku pun terus menikmati aktivitasku tadi. Berjoget. Bernyanyi.
Lalu, terjadi suatu keributan kecil yang entah siapa yang memulainya. Tapi apa daya, yang namanya pemuda pasti punya sifat emosional dan berapi-api. Salah satu pemuda tersulut amarahnya. Entah aku tak tau kenapa pemuda itu mengarahkan kesan emosionalnya kepada segerombolan pemuda-pemuda tadi.
Sepertinya segerombolan pemuda-pemuda itu tak sedikit. Banyak temanya yang tiba-tiba datang. Terjadilah kericuhan yang mulai memanas. Aku yang semula asyik menikmati musik disebelah teman-temanku yang juga menikmatinya berubah menjadi menonton kericuhan itu.Mereka yang ricuh berteriak-teriak, mengacungkan jari tengah, dan sebagian ada yang membabi buta untuk mengeroyok.
Kericuhan itu menjadi semakin ricuh ketika terjadi saling dorong antar penonton. Aku dan temanku yang semula ada di posisi kiri panggung, menjadi terdorong dengan orang-orang yang ada disebelahku. Posisiku menjadi semakin ke tengah ketika dorongan-dorongan itu terjadi. Temanku yang semula disebelahku juga ikut terdorong oleh orang-orang disebelahnya. Akhirnya kita berpencar.
Yang ku ingat tentang kejadian itu terjadi sangat singkat. Setelah terjadi dorong-mendorong dan posisiku yang semakin ke tengah, kericuhan itu reda. Aku mencoba mencari temanku dengan cara menghubunginya lewat hp. Ku ambil hp yang selalu kuletakkan di saku celana kanan. Tapi anehnya di saku celana kananku tak ada hp. Lalu ku rogoh saku celana kiriku. Juga tak ada.
Aku pun bingung. Kurogoh semua saku dari pakaian yang kupakai saat itu. Dompet dan kunci sepeda motor semua lengkap. Hanya hp yang tak ada saat itu. Lalu aku mencoba menenangkan diri dengan berusaha untuk mencari temanku yang tadi berpencar. Lalu kutemukan dia dengan muka yang sama bingungnya seperti aku.
Lantas dia bertanya kepadaku dengan nada gelisah "hp mu bisa hubungin hp ku ga? kayaknya tadi jatuh waktu ada dorong-dorong tadi".
Saat itu aku diam sejenak dan mencoba menyimpulkan dari apa yang terjadi tadi. Dan hasil dari kesimpulan itu keluar begitu cepatnya. Ternyata hp ku dicopet. Iya, dicopet. Aku yang disuruh temanku untuk menghubungi hp nya lalu menjawab dengan nada yang lebih gelisah lagi "hp ku juga gaada. kayaknya dicopet deh". Suasana hening. Penuh duka.
Tak lama kemudian kita menginggalkan tempat itu dengan berbagai kesia-siaan dan kesialan yang kita alami. Mencoba mencari cara bagaimana hp kita bisa kembali dengan ke tangan pemiliknya. Kita duduk diatas lantai yang bersih untuk mencari solusi. Karena yang sangat khawatir dengan kejadian itu adalah temanku yang hp nya baru dibelinya dua bulan sebelum kejadian itu.
Malam semakin larut. Kita duduk termangu mencari solusi. Tapi sia-sia. Tak ada solusi pun yang bisa kita ambil. Sepertinnya, malam itu adalah malam kemenangan yang tertunda. Sebab, perpisahan paling kejam terjadi malam itu.
                                                                                                                                                                       

Di depan laptop yang filenya ke format semua itu,aku menemukan solusi yang sepertinya ini adalah solusi terbaik. Solusinya adalah "mengapa aku tidak memformat semua kejadian itu,seperti laptop ini". Lalu pertanyaan juga muncul "bagaimana aku memformat kejadian itu". Satu per satu cara kupikirkan agar aku bisa memformat kejadian itu. Dari siang sampai malam kupikir terus bagaimana caranya melupakan kejadian itu. Berjam-jam aku berpikir diatas kasur,tak kutemukan solusi yang tepat. Lama juga aku berpikir seperti itu. Sampai pada akhirnya,mata mulai tak tahan lagi untuk terus membantuku berpikir. Mataku mengisyaratkan ku untuk berhenti saja berpikir seperti itu. Mataku pun mulai menurunkan daya watt nya sehingga aku terlihat seperti tinggal lima watt. Tak lama kemudian,aku tertidur...zzzz......
Keesokan harinya aku terbangun dan seperti biasanya aku memulai rutinitasku sehari-hari. memori kejadian itu tak teringat sedikitpun di dalam benakku lagi. Lalu sekarang aku menyadari mengapa saat itu aku susah sekali untuk melupakan kejadian itu. Kesadaran itu adalah...........................................................................
"NGAPA NGGAK TIDUR AJA DARI TADI NJING BIAR SEMUA LUPAAA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar